• RUBx adalah stablecoin rubel 1:1 yang akan berjalan di blockchain TRON melalui platform pembayaran RT‑Pay.
  • Rostec menargetkan RUBx sebagai fondasi sistem pembayaran digital yang sepenuhnya sesuai regulasi Rusia.

Rostec, perusahaan raksasa milik negara Rusia, tampaknya tidak ingin ketinggalan dalam perlombaan teknologi keuangan. Akhir tahun ini, mereka bersiap meluncurkan RUBx , sebuah stablecoin berbasis rubel yang dibangun di atas jaringan TRON. Nilai tukarnya dirancang tetap 1:1 terhadap rubel fisik, bukan token kripto lain, dan akan terhubung langsung dengan platform pembayaran bernama RT‑Pay.

Negara tersebut ingin mempercepat digitalisasi sistem keuangan domestik sekaligus memperluas kontrol penuh atas transaksi berbasis rubel—baik di dalam maupun luar negeri.

Russia’s state-owned conglomerate Rostec plans to launch a fiat-backed stablecoin called RUBx later this year, built on the Tron blockchain. RUBx will be pegged 1:1 to the Russian ruble and aims to drive ruble digitization through the RT‑Pay payment platform.…

— Wu Blockchain (@WuBlockchain) July 4, 2025

Berbeda dari stablecoin asing seperti USDT atau USDC, RUBx tidak ditujukan untuk pasar spekulatif. Proyek ini mengincar sistem pembayaran, termasuk transaksi antar perusahaan, layanan digital, dan solusi keuangan domestik.

RT‑Pay sebagai tulang punggungnya memungkinkan pembayaran via kontrak pintar, wallet, bahkan integrasi langsung dengan bank—tanpa harus melibatkan platform asing. Dan mungkin yang paling mengejutkan: semua transaksi tetap diukur dalam rubel, bukan dalam dolar atau token lain.

Rostec mengklaim proyek ini sudah sesuai dengan aturan yang diberlakukan Bank Sentral Rusia. Bahkan kode sumbernya akan dirilis di GitHub dan diaudit oleh CertiK. Jadi, kalau bicara transparansi, mereka mencoba mengimbanginya dengan standar industri kripto global. Tapi ya, tentu saja, pertanyaannya sekarang: apakah publik akan percaya sepenuhnya pada token yang dikendalikan langsung oleh negara?

Jalan Tengah Rusia: Pakai Kripto, Tapi Jangan Kebablasan

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia terlihat makin aktif mengutak-atik jalur kripto untuk mendukung arsitektur keuangan alternatif. Di sisi lain, seperti dilaporkan oleh CNF pada akhir Mei lalu, Bank Sentral Rusia mulai membuka diri terhadap produk turunan kripto —meski hanya untuk investor terakreditasi, dan tanpa memberikan kepemilikan langsung atas aset digitalnya.

Ini seolah menjadi sinyal bahwa negara mulai menimbang potensi kripto, meskipun tetap dikurung dalam kerangka yang aman dan bisa dikontrol.

Lebih lanjut lagi, awal Juli lalu, kami mencatat bahwa Sberbank—bank terbesar di Rusia—resmi meluncurkan obligasi berbasis Bitcoin . Tapi ini bukan seperti membeli BTC lewat Binance atau dompet daring.

Instrumen ini hanya tersedia untuk investor lokal yang sudah terakreditasi, dilakukan sepenuhnya dalam rubel, dan tanpa keharusan memiliki wallet kripto. Jadi, seseorang bisa punya eksposur terhadap Bitcoin, tanpa harus menyentuh apa pun yang berbau luar negeri. Cukup duduk manis, isi formulir, dan biarkan Sberbank yang atur.

Kebijakan seperti ini mencerminkan pola pikir Rusia saat ini: adopsi aset digital, tapi dengan batas pagar yang ketat. Bukan cuma itu, negara juga sudah mulai menggunakan kripto dalam perdagangan minyak dengan Tiongkok dan India. Alasannya cukup jelas—menghindari dominasi sistem keuangan Barat dan mengurangi dampak sanksi.

Rubel Digital dan Ambisi Membangun Jalur Sendiri

Kembali ke RUBx, proyek ini bisa jadi bukan cuma soal inovasi teknologi atau menciptakan alat bayar yang praktis. Di balik tampilannya yang modern, ada agenda geopolitik yang cukup terasa.

Rusia ingin membuktikan bahwa mereka bisa punya ekosistem keuangan digital sendiri, tanpa perlu mengandalkan sistem pembayaran internasional seperti SWIFT atau stablecoin berbasis dolar. Dan kalau memang proyek ini sukses, bukan tak mungkin negara-negara lain yang senasib—atau sejalan—akan ikut menjajal pendekatan serupa.

Tentu masih terlalu dini menilai bagaimana nasib RUBx nanti. Apakah akan digunakan luas? Atau hanya jadi proyek eksklusif yang dipakai segelintir entitas saja? Namun satu hal pasti, langkah Rostec ini menambah babak baru dalam cerita rubel digital.