Pusat badai dunia kripto Hyperliquid: Tanpa dewan direksi, tanpa investor, "alat leverage"

Hanya dengan 11 anggota, bursa terdesentralisasi Hyperliquid telah menjadi pusat badai di dunia kripto dengan volume perdagangan harian lebih dari 13 miliar dolar AS, berkat anonimitas dan leverage tinggi yang ditawarkannya. Platform ini, yang tidak memiliki dewan direksi dan menolak modal ventura, mencatatkan likuidasi lebih dari 10 miliar dolar AS dalam satu hari selama kejatuhan pasar baru-baru ini. Namun, model seperti ini juga membuatnya terjerat kontroversi; sebelum volatilitas pasar yang tajam belakangan ini, aksi short selling yang sangat presisi oleh akun misterius di platform ini memicu spekulasi tentang adanya perdagangan orang dalam.

Penulis: Long Yue

Sumber: Wallstreetcn

Sebuah bursa terdesentralisasi dengan hanya sekitar 11 karyawan, tanpa investor eksternal, dan tanpa dewan direksi, kini dengan cepat naik daun menjadi raksasa kripto dengan volume perdagangan harian lebih dari 13 miliar dolar AS, berkat anonimitas dan leverage tinggi yang ditawarkannya kepada para trader.

Platform bernama Hyperliquid ini, yang sepenuhnya didanai sendiri, telah mencapai pendapatan tahunan lebih dari 1 miliar dolar AS. Model unik dan pengaruh pasarnya yang besar membuatnya menjadi pusat kontroversi terbaru di dunia kripto.

Menurut laporan terbaru dari Theinformation, dalam kejatuhan pasar kripto baru-baru ini, Hyperliquid menjadi sorotan karena memproses lebih dari 10 miliar dolar AS transaksi likuidasi paksa, sebuah peristiwa yang membawa bursa yang sebelumnya kurang dikenal di luar pasar kripto ini ke perhatian publik.

Yang lebih menarik perhatian pasar adalah, hanya beberapa menit sebelum Presiden AS Trump mengeluarkan pernyataan tarif besar yang memicu volatilitas pasar, dua akun pengguna di platform Hyperliquid melakukan short selling besar-besaran secara presisi. "Kebetulan" ini segera memicu spekulasi sengit tentang kemungkinan adanya informasi orang dalam di balik transaksi anonim tersebut, menyoroti potensi risiko dari operasi platform di wilayah abu-abu regulasi.

Meski diterpa kontroversi, pertumbuhan Hyperliquid tetap sangat pesat. Volume perdagangannya kini telah mencapai 10% dari produk serupa di bursa kripto terbesar dunia, Binance. Platform yang didirikan oleh lulusan Harvard, Jeff Yan, ini menarik perhatian mulai dari investor ritel hingga institusi besar melalui model ekonomi token yang unik dan ambisinya yang mendisrupsi keuangan tradisional.

“Tanpa Dewan Direksi”: Sistem Berbasis Pendiri

Kebangkitan Hyperliquid sangat terkait dengan latar belakang teknis dan visi pribadi pendirinya, Jeff Yan. Lahir dan besar di Silicon Valley serta lulusan Harvard, Jeff Yan adalah peraih medali emas dan perak Olimpiade Fisika Internasional, dan sempat bekerja di perusahaan high-frequency trading Hudson River Trading di New York. Runtuhnya bursa FTX mendorongnya untuk mendirikan Hyperliquid, sebuah platform terdesentralisasi di mana pengguna dapat menyimpan aset mereka sendiri.

Menurut orang-orang yang mengenalnya, Jeff Yan sangat ahli secara teknis dan memiliki ambisi besar. Ia membangun tim yang ramping namun efisien di sekelilingnya. Informasi di situs Hyperliquid menunjukkan bahwa sebagian besar anggota inti timnya anonim atau menggunakan nama samaran, seperti co-founder "iliensinc" dan kepala strategi pasar "Xulian". Anggota tim berasal dari universitas top seperti Caltech dan MIT, serta pernah bekerja di perusahaan ternama seperti Citadel dan Airtable.

Struktur seperti ini memberikan Jeff Yan otonomi yang sangat besar. "Dia tidak punya dewan direksi, tidak ada investor yang menelepon dan mengatur-atur," kata David Schamis, CEO terpilih dari perusahaan publik Hyperliquid Strategies yang berencana memegang token Hyperliquid. "Ini luar biasa, karena dia bisa sepenuhnya fokus pada misinya."

Token HYPE: Menolak VC, Mesin Pertumbuhan Bernilai 10 Miliar Dolar

Ciri paling menonjol dari Hyperliquid adalah model pertumbuhannya. Mereka tidak mengikuti jalur tradisional startup yang mencari pendanaan dari modal ventura, bahkan menolak minat investasi dari perusahaan VC top seperti Paradigm dan Founders Fund. Sebagai gantinya, platform ini mengandalkan penerbitan token HYPE mereka sendiri untuk "mandiri".

"Saat Hyperliquid baru mulai, praktik standarnya adalah mengumpulkan dana besar-besaran dari VC, menciptakan hype," kata Jeff Yan dalam wawancara podcast "Wu Blockchain" pada bulan Agustus. "Tapi bagi saya, itu selalu terasa agak palsu, itu bukan kemajuan yang nyata."

Hyperliquid membagikan 31% dari total pasokan token secara gratis kepada pengguna berdasarkan volume perdagangan mereka melalui mekanisme "airdrop", yang berhasil menarik banyak pengguna. Platform ini juga menggunakan sebagian besar pendapatan biaya transaksi untuk membeli kembali token HYPE di pasar, sehingga mengurangi suplai dan mendorong harga naik.

Strategi ini terbukti sangat sukses: harga token HYPE melonjak dari 3,90 dolar AS saat peluncuran pada November tahun lalu menjadi 38 dolar AS saat ini, dengan kapitalisasi pasar beredar sekitar 10 miliar dolar AS, menjadikannya salah satu penerbitan token paling sukses dalam sejarah. Dilaporkan, kini hampir semua dana kripto ternama seperti Paradigm, a16z, Pantera, dan lainnya telah memegang token HYPE.

Leverage dan Anonimitas: Pusat Kontroversi dan Dampak Pasar

Daya tarik utama Hyperliquid bagi para trader terletak pada dua fitur utamanya: anonimitas dan leverage tinggi. Sebagian besar volume perdagangan di platform berasal dari kontrak perpetual—derivatif leverage tinggi tanpa tanggal jatuh tempo, produk yang tidak tersedia di platform legal di Amerika Serikat. Karena Hyperliquid hanya menyediakan perangkat lunak perdagangan dan bukan sebagai broker, mereka tidak perlu memverifikasi identitas pengguna.

Justru anonimitas inilah yang memicu kehebohan pada pergerakan pasar 10 Oktober. Beberapa menit sebelum Trump mengeluarkan pernyataan tarif besar yang memicu volatilitas pasar, dua akun anonim melakukan short selling presisi dan meraup keuntungan besar.

Pendiri perusahaan manajemen dana kripto Hivemind, Matt Zhang, menyoroti: "Hyperliquid diuntungkan oleh fakta bahwa banyak orang ingin melakukan perdagangan secara anonim."

Sementara itu, dalam kejatuhan pasar berikutnya, leverage tinggi menjadi "akselerator" aksi jual. Menurut data CoinGlass, pada hari itu terjadi likuidasi terbesar dalam sejarah industri kripto, dengan total setidaknya 19 miliar dolar AS, di mana Hyperliquid sendiri melakukan likuidasi paksa lebih dari 10 miliar dolar AS. Meski likuidasi paksa adalah langkah kontrol risiko standar untuk melindungi bursa, skala besar ini jelas memperparah kepanikan pasar. Karena Hyperliquid tidak diatur secara global, hak pengguna untuk menuntut sangat terbatas.

“Bursa Segala Hal”: Ambisi dari Kripto ke Keuangan Tradisional

Visi Jeff Yan jauh melampaui kripto. Ia berharap Hyperliquid dapat "menampung semua keuangan", memungkinkan siapa pun meluncurkan berbagai produk investasi di blockchain mereka.

Co-founder Ventuals, Alvin Hsia, menyatakan bahwa ini mencerminkan visi mereka untuk "menjadi bursa segala hal", di mana di masa depan pengguna tidak hanya dapat memperdagangkan kontrak perpetual kripto, tetapi juga saham publik, indeks, ekuitas perusahaan privat, bahkan suku bunga.

Visi ini tampaknya mulai menjadi kenyataan. Sebuah perusahaan bernama Trade.XYZ baru-baru ini meluncurkan perdagangan kontrak perpetual indeks saham di Hyperliquid. Pada saat yang sama, platform ini juga mulai menarik perhatian pasar keuangan tradisional.